Tari tarian dari Kalimantan Barat

Assalaamu alaikum sahabat guruKATRO,

Berikut ini akan kami share (hanya hasil share saja dan bukan hasil travelling admin), Kebudayaan yang berasal dari daerah Kalimantan Barat, dan lebih khusus disini adalah akan diangkat tentang beberapa karya Seni Tari yang berasal dari daerah (Propinsi) Kalimantan Barat (KalBar) yang ber ibu kota Pontianak ini.



Inilah beberapa jenis dan macam tari tarian tradisional yang berasal dari daerah Kalimantan Barat yang sudah berhasil kami kumpulkan, di saat saat mendatang mungkin artikel ini akan di update seperlunya, terutama apabila admin menemukan lagi selain yang sudah di posting kali ini :




1. Tari Monong

Tari Monong sering juga disebut dengan tari Manang. Tari ini merupakan sebuah tari penyembuhan yang dapat menyembuhkan atau menangkal penyakit yang ada dalam tubuh si sakit. Dalam tarian ini penari bertindak seperti seorang dukun dengan menggunakan jampi-jampi.

Tarian Monong hadir disaat sang dukun sedang dalam keadaan trance, dan tarian ini merupakan bagian dari upacara adat Bemanang/Balian.

Tari Monong juga sering di sebut sebagai Tari Manang atau Tari Baliatn. Tarian ini awalnya merupakan tarian penyembuhan yang di lakukan oleh para dukun suku Dayak dengan membacakan mantra sambil menari. Dalam tarian ini juga di ikuti oleh anggota keluarga dari yang sakit dan di pimpin oleh seorang dukun. Tarian Monong merupakan ritual yang di lakukan untuk memohon penyembuhan kepada Tuhan agar warga yang sakit di berikan kesembuhan. Namun seiring dengan perkembangan jaman, tarian ini tidak hanya di gunakan sebagai tarian penyembuhan saja, namun juga sebagai sarana hiburan sebagai pelestarian kesenian tradisional suku Dayak.

Gerakan dalam Tari Monong lebih menekankan pada gerakan saat dukun melakukan ritual penyembuhan. Gerakan tersebut adalah gerakan saat dukun melakukan pembacaan mantra dan menari pada saat ritual berlangsung, sehingga tarian ini sangat kental dengan nuansa mistis.

Dalam pertunjukannya, Penari di balut dengan busana khas suku Dayak di Kalimantan barat. Penari juga di lengkapi dengan berbagai alat yang di gunakan untuk ritual. Dalam tarian ini juga di iringi oleh berbagai alat music tradisional suku Dayak agar suasana pertunjukan lebih hidup.

Dalam perkembanganya, Tari Monong tidak hanya di gunakan untuk ritual saja, namun juga di gunakan sebagai hiburan masyarakat. Tentunya dalam transformasi itu banyak kreasi dan variasi dalam gerakan saat pertunjukannya. Kreasi tersebut di lakukan untuk melestarikan kesenian tradisional suku Dayak di Kalimantan barat, selain itu juga agar pertunjukan terlihat menarik, namun tetap tidak menghilangkan nilai - nilai di dalamnya. tarian ini sering di pertunjukan pada saat acara adat seperti Bemanang/Balian, penyambutan tamu, dan juga di festival budaya.

Gambar Tari Monong :








2. Tari Pingan / Tari Pinggan

Banyak yang menulis dengan kata Pingan, tapi ada juga yang menulisnya dengan ejaan Pinggan. sebenarnya disini admin lebih condong ke Pinggan. Sebab sepengetahuan admin, Pinggan adalah sejenis Perkakan makan/dapur yang bentuknya bundar dan modelnya mirip mirp mangkuk yang cenderung lebih curam.

Namun yang dijelaskan oleh situs situs anak dayak sendiri, disana yang menulis dengan ejaan pingan, dan disana dijelaskan juga bila pingan adalah sejenis nama perkakas makan yang bentuknya seperti piring. Jadi kemungkinan besar malah ejaan Pingan yang benar adanya.

Tari Pinggan adalah sebuah tarian tunggal tradisional Dayak yang di sajikan untuk menghibur masyarakat dalam setiap acara tradisional. Misalnya: Gawai Dayak ( pesta Panen padi ), Gawai Belaki Bini ( pesta pernikahan ) dll.

Tari pingan merupakan tarian Tunggal pada masyarakat Dayak Mualang Kabupaten Sekadau dimasa lalunya sebagai tarian upacara dan pada masa kini sebagai tari hiburan masyarakat atas rezeki/tuah/makanan yang diberikan oleh Tuhan.

Tari Pingan adalah salah satu tarian tradisional dari Kalimantan barat yang berupa hiburan rakyat. Pingan dalam bahasa Dayak Mualang berarti piring yang terbuat dari batu atau tanah liat. Sesuai dengan namanya, tarian ini menggunakan piring sebagai attribute dalam menari.

Tari Pinggan Terbagi menjadi dua, yakni : Tari Pinggan Laki dan Tari Pinggan Indu' yang masing -masing ada kesamaan dan pebedaan. Tari ini lebih menekankan pada gerakan – gerakan atraktif yang diadopsi dari gerakan silat tradisional. Dalam melakukan gerakan tari, penari membawa dua buah Pinggan ( pada zaman dahulu menggunakan piring batu, kini di ganti piring beling berwarna putih ), dan sepasang cincin yang terbuat dari timah ataupun tembaga seukuran Cincin jari tengah penari.

Kedua pinggan tersebut diangkat dan di tarikan sesuai dengan tebah atau iringan musik tradisional yang di sebut tebah Undup Biasa. Sedangkan kedua cincin timah yang digunakan penari, di hentakan ke buntut Pinggan untuk saling mengisi dengan iringan tarinya.

Masa kini tari Pinggan masih terpelihara secara alamiah, baik di turunkan secara turun-temurun maupun di pelajari secara individu dari kerabat maupun teman yang mempunyai keahlian tersebut. Tari Pinggan diajarkan kepada kaum pemuda dan pemudi daerah Mualang .

Penyebaran Tari Pinggan, meliputi daerah Belitang Hulu, Belitang Tengah maupun Belitang Hilir bahkan kini mulai merambah ke suku – suku Dayak sekitarnya yakni Ketungau, Bugau maupun Iban.

Tari ini menggunakan Pingan sebagai media atraksi dan tari ini berangkat dari kebudayaan leluhur pada masa lalu yang berkaitan erat dengan ritualisme legitimasi kelulusan beladiri tradisional Dayak Mualang (Ibanik Group).

Tari Pinggan Dayak Mualang terbagi menjadi 2 : Yaitu Tari Pinggan Laki (laki-laki) dan Tari Pinggan Indu (perempuan). Masing –masing tarian ada kesamaan dan pebedaan. Tari ini lebih menekankan pada gerakan – gerakan atraktif yang diadopsi dari gerakan silat tradisional. Dalam melakukan gerakan tari, penari membawa dua buah Pinggan ( pada zaman dahulu menggunakan piring batu, kini di ganti piring beling berwarna putih ), dan sepasang cincin yang terbuat dari timah ataupun tembaga seukuran Cincin jari tengah penari.

Kedua pinggan tersebut diangkat dan di tarikan sesuai dengan tebah atau iringan musik tradisional yang di sebut tebah Undup Biasa. Sedangkan kedua cincin timah yang digunakan penari, di hentakan ke buntut Pinggan untuk saling mengisi dengan iringan tarinya.

Masa kini tari Pinggan masih terpelihara secara alamiah, baik di turunkan secara turun-temurun maupun di pelajari secara individu dari kerabat maupun teman yang mempunyai keahlian tersebut. Tari Pinggan diajarkan kepada kaum pemuda dan pemudi daerah Mualang .

Penyebaran Tari Pinggan, meliputi daerah Belitang Hulu, Belitang Tengah maupun Belitang Hilir bahkan kini mulai merambah ke suku – suku Dayak sekitarnya yakni Ketungau, Bugau maupun Iban.

Tarian ini awalnya merupakan tarian adat yang di sajikan untuk menghibur masyarakat dalam setiap acara tradisional seperti gawai, pernikahan dan lain – lain. Tarian ini merupakan tarian yang atraktif, dengan menggunakan piring sebagai attribute menarinya. Dalam setiap gerakannya tak jarang mengundang decak kagum para penonton yang melihatnya.

Gerakan dalam tarian ini lebih menekankan pada gerakan yang atraktif menggunakan piring sebagai attribute menarinya dan di padukan dengan gerakan seni tari. Gerakan dalam tarian ini diadaptasi dari gerakan  silat tradisional dengan gerakan yang lincah dan atraktif yang sering kali membuat kagum para penontonnya.

Dalam pertunjukannya, penari membawa piring/pingan di kedua tangannya yang di gunakan untuk attribute menari. Selain itu penari di lengkapi dengan cincin di jari tengah para penari, sehingga saat penari memainkan piringnya akan menimbulkan suara apa bila piring dan cincin bersentuhan. Gerakan memainkan piring tersebut disesuaikan dengan iringan tebah agar suara dari pingan tersebut saling mengisi dengan suara iringan tebah. Tebah merupakan musik tradisional yang terdiri dari tawag, entebong (gendang panjang), dan tincin timah peningkak.

Gambar Tari Pingan :






3. Tari Jonggan

Tari Jonggan adalah satu di antara kesenian tradisional yang berasal dari kebudayaan masyarakat Dayak kanayant di Kalimantan barat.

Nama Jonggan sendiri di ambil dari bahasa dayak yang bearti joget atau menari.
Setiap gerak dan lekukan tubuh sang penari mengambarkan sukacita dan kebahagiaan masyarakat dayak.

Dilingkungan masyarakat dayak kanayant, Jonggan dibawakan sebagai hiburan pada saat pagelaran upacara adat, sebagai ajang mencari jodoh, sebagai kenikmatan estetis dan penggambaran simbolik yang memiliki fungsi pendidikan.

pada acara adat naik dango dan perkawinan, tarian Jonggan seperti ansambel dengan menggunakan empat jenis alat musik yaitu suling, dau, ketubong, dan gong dengan penari yang berjumlah empat sampai enam orang.

Gambar Tarian Jonggan :





4. Tari Kondan

Tari Kondan adalah tarian yang berasal dari Kalimantan Barat, tarian tersebut mempunyai makna yang berbeda antara satu gerakan dengan gerakan yang lainnya, sehingga pada jenis-jenis tarian tertentu ada yang sangat terkenal pada kalangannya sendiri, ada juga yang kurang terkenal kerena beberapa gerakan yang belum pernah terlihat atau terkesan kaku sama sekali.

Tari Kondan merupakan tarian yang sering digunakan dalam beberapa acara yang biasanya diadakan pada wilayah bersangkutan, seperti acara pernikahan, acara adat istiadat ataupun acara keagamaan serta ritual. Hampir sama dengan daerah yang ada di Jawa, terkadang beberapa gerakan yang ada merupakan gerakan yang penuh dengan tanda tanya dan masih menyimpan misteri pada beberapa gerakan yang dilakukan oleh penari.

Tari-tarian menjadi hal yang sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat yang ada di sekitar daerah tersebut, hal ini dikarenakan ada beberapa orang yang memang menggemari tarian-tarian dan ingin melihatnya secara dekat. Beberapa gerakan yang ada dalam tarian kondan menjadi daya tarik tersendiri karena iramanya membuat gerak tarian tersebut menjadi terlihat lebih indah dan juga lebih menarik dibandingkan kesenian yang lainnya.

Gambar tarian Kondan :








5. Tari Kinyah Uut Danum

Tari Kinyah Uut Danum adalah salah satu tarian perang dari Kalimantan barat yang memperlihatkan  keberanian dan teknik bela diri dalam berperang. Sesuai dengan namanya, tarian ini berasal dari sub suku dayak uut danum di Kalimantan barat.

Tari Kinyah Uut Danum awalnya merupakan tarian persiapan fisik sebelum mengayau, yaitu tradisi pemburuan kepala musuh yang di lakukan oleh suku dayak jaman dahulu. Tarian ini untuk menunjukan kesiapan para laki laki dayak uut danum untuk dilepaskan di hutan untuk mengayau. Hampir semua sub suku dayak memiliki tarian perang seperti ini. Namun setiap sub suku dayak tentunya memiliki teknik membunuh rahasia. Suku dayak uut danum sendiri di kenal dengan gerakan dan teknik yang berbahaya dalam membunuh musuhnya.

Seiring perkembangan jaman, tradisi mengayau berakhir ketika perjanjian tumbang anoi. Perjanjian tumbang anoi merupakan perjanjian damai, dimana pemimpin setiap sub suku dayak di Kalimantan berkumpul dan melakukan perjanjian damai. Setelah perjanjian damai itu, tradisi mengayau di tinggalkan dan tari kinyah mulai di jadikan sebagai tarian tradisional. Selain itu tarian ini untuk memperingati sejarah dan keberanian laki laki dayak jaman dahulu.

Gerakan dalam tari Kinyah Uut Danum ini lebih di utamakan pada gerakan yang gesit untuk menyerang dan kewaspadaan untuk bertahan. Selain gerakan teknik bela diri, tarian ini diselingi dengan gerakan tari dan teatrikal agar gerakan tidak terlihat kaku dalam pertunjukannya. Tarian ini biasanya di lakukan oleh dua orang laki laki. Saat menari, salah satu penari melakukan serangan dadakan sehingga di perlukan kewaspadaan yang tinggi untuk bertahan. Tak jarang tarian ini membuat para penonton berdecak kagum menyaksikan pertunjukan tarian ini.

Gambar tarian Kinyah Uut Danum :




6. Tari Zapin

Kalimantan barat juga memiliki Khazanah tari Zapin. Tari Zapin adalah tarian rumpun Melayu yang menghibur sekaligus sarat pesan agama dan pendidikan. Tari ini memiliki kaidah dan aturan yang tidak boleh diubah namun dari masa ke masa namun keindahannya tak lekang begitu saja. Nikmati dendang musik dan syairnya yang legit bak sajian megah langit biru dan jernihnya laut di Kepulauan Riau.

Tari zapin dikembangkan berdasarkan unsur sosial masyarakat dengan ungkapan ekspresi dan wajah batiniahnya. Tarian ini lahir di lingkungan masyarakat Melayu Riau yang sarat dengan berbagai tata nilai. Tarian indah dengan kekayaan ragam gerak ini awalnya lahir dari bentuk permainan menggunakan kaki yang dimainkan laki-laki bangsa Arab dan Persia. Dalam bahasa Arab, zapin disebut sebagai al raqh wal zafn. Tari Zapin berkembang di Nusantara bersamaan dengan penyebaran agama Islam yang dibawa pedagang Arab dari Hadramaut.

Zapin berasal dari bahasa arab yaitu "Zafn" yang mempunyai arti pergerakan kaki cepat mengikut rentak pukulan. Zapin merupakan khazanah tarian rumpun Melayu yang mendapat pengaruh dari Arab. Tarian tradisional ini bersifat edukatif dan sekaligus menghibur, digunakan sebagai media dakwah Islamiyah melalui syair lagu-lagu zapin yang didendangkan.

Musik pengiringnya terdiri atas dua alat yang utama yaitu alat musik petik gambus dan tiga buah alat musik tabuh gendang kecil yang disebut marwas. Sebelum tahun 1960, zapin hanya ditarikan oleh penari laki-laki namun kini sudah biasa ditarikan oleh penari perempuan bahkan penari campuran laki-laki dengan perempuan.

Tari Zapin sangat ragam gerak tarinya, walaupun pada dasarnya gerak dasar zapin-nya sama, ditarikan oleh rakyat di pesisir timur dan barat Sumatera, Semenanjung Malaysia, Sarawak, Kepulauan Riau, pesisir Kalimantan dan Brunei Darussalam.

Di Brunei, tarian Zapin cukup banyak macamnya seperti rentaknya dan geraknya dan mengikut dari segi sebutannya yaitu dialek orang Brunei zapin lebih dikenali dengan sebutan '"Jipin"'.

Tari zapin tertua di Indonesia tercatat ada di Flores, Nusa Tenggara Timur, Ternate dan Ambon, serta rupanya juga berkembang di Pontianak, Kalimantan dengan sebutan Japin. Di Indonesia bagian Barat, tari zapin awalnya dikenal di Jambi baru kemudian tumbuh di Riau dan kepulauan sekitarnya. Di Riau tari zapin awalnya hanya dilakukan penari lelaki dapat mengangkat status sosialnya di masyarakat. Saat itu penarinya akan menjadi incaran para orang tua untuk dijodohkan kepada anak perempuannya.

Kostum dan tata rias para penari zapin lelaki mengenakan baju kurung cekak musang dan seluar, songket, plekat, kopiah, dan bros. Sementara untuk penari perempuan berupa baju kurung labuh, kain songket, kain samping, selendang tudung manto, anting-anting, kembang goyang, kalung, serta riasan sanggul lipat pandan dan conget.

Tari zapin meski sempat diklaim menjadi bagian dari hak milik salah satu negara tetangga tetapi nyatanya tarian ini telah berkembang sejak dahulu di banyak daerah di Nusantara dan salah satunya di Kepulauan Riau. Tarian ini tumbuh dalam sejarahnya di beberapa tempat seperti Sumatera Utara, Jambi, Sumatera Selatan, Sumatera Barat (Minang Kabau), Lampung, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Bengkulu, dan Jakarta (Betawi).

Nama tari zapin sedikit berbeda di berbagai tempat, seperti di Nusa Tenggara dinamai dana-dani, di Kalimantan bernama jepin, di Sulawesi disebut jippeg, di Jawa dinamakan zafin, di Jambi, Sumatera Selatan, dan Bengkulu disebut dana, lalu di Maluku bernama jepen, serta di Sumatera dan Riau dinamai zapin.

Awalnya tari zapin hanya ditarikan penari lelaki tetapi namun penari perempuan juga ditampilkan. Kadang juga tampil penari campuran laki-laki dengan perempuan. Dahulu tari zapin ditarikan di atas tikar madani dan tikar tersebut tidak boleh bergoyang atau bergeser sedikitpun sewaktu menarikan tari zapin tersebut.

Gerak dan ritme tari zapin merupakan media utama untuk mengungkapkan ekspresi penarinya. Darinya Anda dapat meresapi pengalaman kehidupan, peristiwa sejarah, dan keadaan alam yang menjadi sumber gerak dalam tari zapin.


Gambar tarian Zapin Kalimantan Barat :




Sementara baru sampai disini dulu, semoga lain waktu bisa di update lagi.

Ya Allah ya Tuhan Kami Yang Maha Bijaksana,
Berikanlah keberkahan yang melimpah,
kepada pembaca kami
yang tidak memblokir iklan
pada halaman ini

bagikan Artikel ini melalui :

Demikian Posting tentang Tari tarian dari Kalimantan Barat yang dapat guruKATRO sajikan, mohon maaf bila masih banyak kekurangannya, kritik dan saran serta pertanyaan dapat disampaikan melalui kolom komentar.

Terima kasih

No comments